kursor berjalan

Minggu, 24 Juli 2011

KARTINI MASAKINI

KARTINI MASAKINI : Wanita dan Kesetaraan Gender

Isu tentang kekerasan pada kaum wanita sudah tidak asing lagi di dengar, bukankah kini sudah tidak ada lagi perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita? Seperti halnya pada masa kartini, “Kartini” adalah sosok wanita yang penuh wibawa dan berjasa terhadap perjuangan hak-hak kaum wanita, beliau gigih dalam memperjuangkan hak-hak wanita yang menurutnya hak wanita terdiskriminasi pada waktu itu, sehingga memunculkan semangatnya untuk menghancurkan pola pikir masyarakat pada waktu itu tentang keterbatasan pendidikan untuk kaum wanita[1].Apakah ada sosok kartini masa kini yang berjuang untuk selalu memperjuangkan hak-hak kaum wanita? Polemik tentang genderpun kian terdengar dikalangan masyarakat sehingga Yayasan Jurnal Perempuan dengan dukungan Ford Foundation menerbitkan 29 modul Program Integrasi Gender, Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan HAM dalam kurikulum perguruan tinggi[2]. Dimaksudkan agar generasi muda memahami hal tersebut sehingga tidak ada lagi perdebatan tentang kesetaraan gender.
Menurut anda, seperti apakah sosok kartini masa kini ? Apakah sosok wanita yang berhasil dalam bidang pendidikan ataukah sosok wanita yang mampu membawa perubahan yang lebih baik sebagai wujud pengabdiannya ? Tentu saja setiap orang mempunyai cara pandang yang berbeda-beda mengenai hal itu. Seiring dengan perubahan zaman dari abad ke abad tentu saja selalu membawa perubahan positif dan negatif. Sosok kartini yang sampai sekarang masih dikenang seolah-olah membawa pergerakan dari para kaum wanita itu sendiri dengan adanya emansipasi dari para kaum wanita yang menuntut hak-haknya terutama didalam bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang mutlak bagi setiap individu. Didalam pendidikan tidak mengenal perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Pola pikir tentang “wanita kerjanya hanya di dapur” pola pikir tersebut harus di hilangkan karena wanita juga mempunyai hak yang sama seperti pria. Perjuangan wanita yang sering terlihat adalah pengabdiannya untuk menjadi seorang pendidik yang mampu menghantarkan anak didiknya menjadi pribadi yang berguna bagi bangsa. Salah satu contoh kartini masa kini adalah “Sutiani”. Beliau adalah seorang guru SDN Wonorejo IV yang mengabdikan diri di dunia pendidikan. Kegigihannya untuk memajukan SDN Wonorejo IV patut diacungi jempol, dengan niat untuk mencerdaskan anak didiknya Sutiani tidak pernah menyerah dalam menjalankan tugasnya walaupun setiap harinya ia harus menaklukan medan bukit untuk mencapai lokasi sekolah[3]. Sutiani merupakan motivator bagi para calon pendidik, bahwasanya mendidik bukanlah untuk suatu tuntutan profesi saja tetapi juga diperlukan keikhlasan untuk dapat mencerdaskan anak bangsa.
Mungkin masih banyak sosok kartini masa kini yang lain, yang menjadi penggerak bagi kemajuan bangsa. Pada dasarnya sosok kartini tidaklah mati, sosok kartini masih tetap ada sampai sekarang yang membedakan adalah konteksnya. Perjuangan kartini untuk menyamakan kesetaraan hak pria dan wanita menjadi acuan / awal dari kebebasan wanita dari ketidak setaraannya didalam memperoleh hak-haknya, sehingga perjuangannya masih tetap di kenang sampai sekarang.


[1] http://chrissanta.wordpress.com
- http://www.dapunta.com/raden-ajeng-kartini-1879-1904.html

[2] Kompas, sabtu 26 maret 2011, hlm 12
[3] Kompas, sabtu 26 maret 2011, hlm 16

Wajah Pendidikan di Indonesia: Antara Kualitas dan Formalitas[1]

Wajah Pendidikan di Indonesia: Antara Kualitas dan Formalitas[1]
(Study Kasus: RSBI =  Rintihan Sekolah Bertarif Internasional)


Oleh: Indria Retna Mutiar[2]

Abstrak  
Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mencerdaskan anak bangsa, dimana didalam proses pendidikan harus mengarah pada perubahan-perubahan yang membawa ke arah yang lebih baik dari masa ke masa. Pendidikan merupakan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan dapat menentukan kualitas Sumber Daya Manusianya. Di Indonesia pendidikan dijadikan sebagai aset masa depan, dengan kata lain pendidikan mutlak diperlukan oleh warga Negara Indonesia. Sebagai salah satu peran pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia adalah dengan adanya RSBI, yang diharapkan akan mencetak generasi-generasi yang mempunyai daya saing yang unggul dalam persaingan internasional. Kemajuan pendidikan yang kian di rasakan seolah-olah terjadinya suatu globalisasi dalam pendidikan, dimana peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di utamakan tetapi tidak melihat aspek dari pengglobalan tersebut.

                                                                                                           
Pengantar
Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang membawa ke arus globalisasi, dunia pendidikanpun mengalami kemajuan yang pesat dengan adanya wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah dan berbagai bantuan sebagai upaya pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Saat ini, pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak bagi setiap orang, Setiap orang berhak mengenyam pendidikan bahkan diwajibkan untuk menuntut ilmu selama sembilan tahun, yang terdapat pada progam pemerintah “Wajib Belajar 9 Tahun”. Akan tetapi, apakah program tersebut berjalan sesuai rencana? Apakah ada peningkatan mutu dan kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM-nya)? Arah yang hendak dicapai dalam proses pendidikan adalah peningkatan mutu dari Sumber Daya Manusianya, sehingga adanya suatu perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik  melalui proses pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mencerdaskan anak bangsa, dimana didalam proses pendidikan harus mengarah pada perubahan-perubahan yang membawa kearah yang lebih baik dari masa ke masa. Perubahan-perubahan yang ingin dicapai tersebut dapat di implementasikan dengan adanya lembaga pendidikan. Dilihat dari sudut pandang sosiologinya pendidikan mempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi dari lembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, dan dibatasi oleh pengaruh-pengaruh dari lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial dari tiap-tiap individu. Jadi prinsipnya antara individu dengan lembaga-lembaga sosial itu selalu saling pengaruh mempengaruhi (process social interaction)[3]. Membicarakan tentang pendidikan yang ada di indonesia memang sangat luas konteksnya, karena akan saling terkait satu sama lain bisa dikatakan semua komponen didalam pendidikan itu merupakan suatu sistem yang saling terkait. Baik dilihat dari segi sosialnya maupun dilihat dari segi politiknya.

Permasalahan
Dalam ilmu psikologi, pendidikan dapat didefinisikan sebagai segala bentuk aktivitas yang akan memudahkan dalam kehidupan bermasyarakat, dengan hasil mencakup segala perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi atau akibat dari partisipasi individu dalam kegiatan belajar[4]. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan individu dengan mengarah pada perubahan-perubahan baik dari tingkah-laku, pengetahuan/wawasan yang secara aktif dikembangkan oleh peserta didik melalui proses pendidikan. Dengan perubahan-perubahan tersebut diharapkan potensi dari setiap individu dapat terimplementasi.
Indonesia adalah Negara yang memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang berlimpah ruah dan masyarakat yang pluralis, dengan beraneka ragam budaya di dalamnya, tetapi perbedaan tersebut  melebur menjadi satu, artinya segala perbedaan itu tidak menjadikan perpecahan melainkan sebagai suatu keutuhan bangsa, sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Budaya merupakan daya dari budi dan daya yang berupa cipta, rasa dan karsa sementara hasil dari cipta, rasa dan karsa itu disebut sebagai kebudayaan.[5] Tetapi, bagaimana dengan kondisi pendidikan yang ada di dalamnya? Seperti apakah wajah pendidikan di Indonesia saat ini? Pendidikan di Indonesia yang bisa dikatakan mengalami kepesatan atau kemajuan ini belum sepenuhnya merata. Tidak meratanya pendidikan yang ada di Indonesia dapat menimbulkan sebuah pertanyaan besar, apakah sistemnya salah atau kurang meratanya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, baik pembangunan dalam bentuk material maupun dalam bentuk pemberdayaan Sumber Daya Manusia.
Pendidikan merupakan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan dapat menentukan kualitas Sumber Daya Manusianya, inilah yang menjadi pemicu pemerintah melaksanakan program Sekolah Bertaraf Internasional. Program ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia agar setara dengan negara-negara lain, sehingga mutu lulusannya memiliki daya saing yang tinggi di tingkat internasional. Tahap penyelenggaraan SBI dimulai pada fase rintisan terlebih dahulu, selanjutnya menuju fase kemandirian. Rintisan SBI adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai pada fase pengembangan kemampuan pada berbagai komponen sekolah untuk memenuhi Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) dan Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.[6] Di satu sisi mungkin itu suatu bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, agar para generasi muda tidak kalah saing dengan Negara lain. Akan tetapi disisi lain adanya suatu kastanisasi dalam pendidikan dimana terdapat suatu pembeda yang memicu munculnya diskriminasi terhadap kalangan ekonomi bawah. RSBI dituntut harus mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk kelangsungan proses belajar-mengajar, tentu semua itu membutuhkan dana yang memadai pula. Dengan kata lain, RSBI tidak hanya untuk siswa-siswi yang mempunyai potensi lebih melainkan untuk kalangan ekonomi menengah keatas. Dengan begitu, sangat tidak adil bagi anak yang mempunyai potensi lebih sementara kondisi ekonominya lemah. Ini yang menjadi pertanyaan besar buat kita, apakah dengan adanya RSBI, kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin meningkat ? Bagaimana dengan bahasa asing (Inggris) yang menjadi bahasa pengantar dalam proses pembelajaran di RSBI ?
Dalam penulisan ini, penulis ingin menuliskan tentang “Wajah Pendidikan di  Indonesia” lebih khususnya lagi tentang keberadaan RSBI yang bermaksud untuk menelusuri tentang pendidikan di Indonesia sebagai acuan utama dalam penulisan ini, khususnya tentang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yang memicu terjadinya diskriminasi di dalamnya. Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap masalah yang ada di dalamnya serta kepedulian terhadap pendidikan di indonesia.

Pembahasan
Definisi Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat[7]. Dengan kata lain pendidikan adalah suatu perantara bagi seseorang dalam merealisasikan bakat-bakat atau potensi-potensi yang ada di dalam dirinya, sehingga dengan kemampuannya, seorang individu dapat mengembangkan bakatnya yang sudah ada sejak ia lahir serta dapat menjadi berguna bagi nusa dan bangsa.

Pendidikan di Indonesia
Membicarakan tentang pendidikan di Indonesia mungkin akan sangat luas cakupannya, karena antara satu system dengan system lain akan saling terkait. Manakala salah satu system tidak berfungsi secara baik maka akan mengakibatkan system yang lainnya tidak berfungsi, seperti itulah keterkaitan system pendidikan di Indonesia.Pada dasarnya, pendidikan bukan saja berfungsi dalam merealisasikan bakat-bakat manusia tetapi pendidikan diupayakan sebagai landasan untuk pembentukan kepribadian agar menciptakan generasi muda di Indonesia yang mempunyai moral dan beradab.
Pendidikan dalam konteks upaya merekonstruksi suatu peradaban merupakan salah satu kebutuhan (jasa) asasi yang dibutuhkan oleh setiap manusia dan kewajiban yang harus diemban oleh negara agar dapat membentuk masyarakat yang memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi kehidupan selaras dengan fitrahnya serta mampu mengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik dari setiap masa ke masa berikutnya[8]. Di Indonesia pendidikan dijadikan sebagai aset masa depan, dengan kata lain pendidikan mutlak diperlukan oleh warga Negara Indonesia. Sebagai salah satu peran pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia adalah dengan adanya RSBI, yang diharapkan akan mencetak generasi-generasi yang mempunyai daya saing yang unggul. Jika kita lihat pada pasal 31 ayat 1 bahwasanya setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan, kemudian pada ayat 2 di tegaskan bahwa setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.[9] Terlihat jelas dari pernyataan tersebut bahwasanya pemerintah harus berperan aktif dalam pendidikan sesuai yang di sebutkan di atas.
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional merupakan salah satu program pemerintah dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Penekanan pada RSBI ini adalah kualitas dan mutunya, tetapi apakah semua itu telah terwujud ? Bagaimana dengan sekolah-sekolah biasa ? Terlihat jelas disini adanya suatu pengelompokan kelas, yang jelas merupakan suatu diskriminasi antar kelompok, sementara pendidikan itu tidak mengenal adanya pembedaan kelas.

RSBI = Stratifikasi dalam Pendidikan
Rintisan Sekolah Bertaraf internasional adalah suatu bentuk kemajuan dalam bidang pendidikan yang sering menjadi perbincangan yang mengakibatkan pro dan kontra. Kemajuan pendidikan yang kian di rasakan seolah-olah terjadinya suatu globalisasi dalam pendidikan, dimana peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di utamakan tetapi tidak melihat aspek dari pengglobalan tersebut. Mungkin RSBI bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas SDMnya, tetapi dengan adanya RSBI terlihat jelas adanya stratifikasi di dalam pendidikan, adanya kelas-kelas yang dapat memicu terjadinya disintegrasi dalam sekolah-sekolah. Seperti halnya dalam masyarakat adanya suatu stratifikasi, dimana adanya suatu pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis), perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas lebih rendah, dasar dan inti lapisan masyarakat yaitu tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial[10]. stratifikasi dalam pendidikan dapat kita gambarkan sebagai berikut.


                                                              RSBI  (Upper class)
                                                                    
                                                                                                                  Middle Class
                                                                    
                                                                    Sekolah-sekolah biasa
                                                                        (Lower class)


 Piramida di atas sebagai perumpamaan dari pengelompokan-pengelompokan kelas di dalam pendidikan (stratifikasi dalam pendidikan) yang mengakibatkan adanya kesenjangan dan dapat memicu timbulnya disintegrasi. Di bawah ini hasil wawancara saya dengan salah satu siswa SMA X Indramayu. Menurut penuturan Uji tentang sekolah RSBI adalah sekolah yang berbiaya mahal.
“Saya ngga mau masuk RSBI, so’alnya biayanya mahal padahal pas tes masuk saya udah di terima masuk di kelas RSBI”

RSBI Sebagai Bentuk Globalisasi Pendidikan
Pendidikan saat ini dirasakan mengalami perubahan, khususnya di Indonesia yang mengalami krisis pendidikan. Dimana peralihan dari zaman-zaman sebelumnya yang di rasakan mengalami ketertinggalan kini mulai terjadi peningkatan. Tetapi tidak bisa dipungkiri lagi, bahwasanya peningkatan mutu pendidikan mengakibatkan kesenjangan, yaitu dengan biaya pendidikan yang dirasakan sangat mahal kian di rasakan oleh masyarakat. Di beberapa daerah yang telah menggunakan program RSBI menjadi sorotan bagi peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Yang jadi pertanyaan dalam hal ini adalah, apakah dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan dapat meningkatkan mutu dan kualitas SDMnya ? Bagaimana dengan mutu dari para pengajarnya ?
Hal ini yang menjadi pertanyaan kita semua, keberhasilan di dalam pendidikan adalah ketika menghasilkan generasi-generasi muda yang mempunyai potensi dalam persaingan internasional, tetapi pada kenyataannya adalah peningkatan mutu dari SDM dibarengi dengan mahalnya biaya pendidikan yang harus di hadapi. Disini peran pemerintah sangat di perlukan di dalam menangani anak-anak yang putus sekolah karena terlalu mahalnya biaya yang harus di keluarkan orang tua untuk pendidikan anaknya. Di bawah ini adalah beberapa potret RSBI dengan fasilitas yang memadai:

                  Gambar 1                     Gambar 2                            Gambar 3
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional,sumber:http://www.google.co.id)

Dari gambar di atas terlihat sarana dan prasarana yang ada di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sangat memadai, mulai dari gedung yang megah, fasilitas kelas dan lain-lain. Ini merupakan suatu bentuk kemajuan yang mengarah pada perubahan mutu dan kualitas pendidikan.

Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat[11].
Pendidikan merupakan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan dapat menentukan kualitas Sumber Daya Manusianya, inilah yang menjadi pemicu pemerintah melaksanakan program Sekolah Bertaraf Internasional. Program ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia agar setara dengan negara-negara lain, sehingga mutu lulusannya memiliki daya saing yang tinggi di tingkat internasional. Tetapi pada kenyataannya program tersebut belum tentu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan apa yang di rencanakan, system penerapannya boleh sama tetapi belum tentu hasilnya sama. Tetapi pada dasarnya pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mencerdaskan anak bangsa, dimana di dalam proses pendidikan harus mengarah pada perubahan-perubahan yang membawa kearah yang lebih baik dari masa ke masa. Perubahan-perubahan yang ingin dicapai tersebut dapat di implementasikan dengan adanya lembaga pendidikan. Kemajuan pendidikan yang kian di rasakan seolah-olah terjadinya suatu globalisasi dalam pendidikan, dimana peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di utamakan tetapi tidak melihat aspek dari pengglobalan tersebut. Mungkin RSBI bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas SDMnya, tetapi dengan adanya RSBI terlihat jelas adanya stratifikasi di dalam pendidikan, adanya kelas-kelas yang dapat memicu terjadinya disintegrasi dalam sekolah-sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Soerjono. 2009. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers
Tim Dosen Kewarganegaraan UNJ. 2010. Pokok-pokok Materi Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Revisi. Jakarta: Jurusan MKU FIS



Sumber lain:


[1] Merupakan tugas akhir digunakan untuk melengkapi nilai dasar-dasar IPS dengan dosen pengampu: Prof. Dr. Suriani, S.H., M.A., Ahmad Tarmiji S.pd.
[2] Salah satu mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ),  yang sedang menempuh Strata satu (S1) di Fakultas Ilmu Sosial jurusan Sosiologi angkatan 2010
[3] Drs. H. Muhyi Batubara, M. Sc. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: 2004. Hlm 1
[4] Diakses melalui http://www.scribd.com/doc/24676437/Definisi-Pendidikan-Menurut-Para-Ahli  Pada 14 Mei 2011, Pukul 15.30 WIB

[5] M.M. Djojodigoeno, Azas-azas Sosiologi (1958): hlm. 24 – 27
[6] Diakses melalui  http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article/view/8479  Pada 15 Mei 2011 Pukul 16.00 WIB


[7]  Diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan, Pada 15 Mei 2011, Pukul 16.30 WIB

[9] Tim Dosen Kewarganegaraan UNJ. 2010. Pokok-pokok Materi Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Revisi. Jakarta: Jurusan MKU FIS.
[10] Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi. Jakarta: 2009. Hlm 198
[11] Diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan, Pada 15 Mei 2011, Pukul 16.30 WIB