kursor berjalan

Senin, 02 Januari 2012

TRADISIONAL VS MODERN

Oleh: Indria Retna Mutiar
Perkembangan dan kemajuan yang semakin dirasakan membawa kita pada kemudahan-kemudahan dalam berbagai hal, khususnya dalam penggunaan teknologi. IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin berkembang, merupakan pengaplikasian dari era globalisasi, yang tidak selamanya membawa dampak positif. Walaupun pada kenyataannya, perkembangan IPTEK banyak membawa dampak positif, seperti misalnya komputer yang mungkin tidak asing lagi bagi kita. Mulai dari awal perkembangannya, yang semula hanya memiliki kapasitas yang terbatas, kini semakin berkembangnya pengetahuan dan penemuan-penemuan yang membawa pada perubahan, baik dilihat dari segi kemudahan, kualitas  maupun tekstur yang semakin praktis sehingga memudahkan kita untuk membawanya.
Namun dalam perkembangan yang kita rasakan saat ini, nilai-nilai tradisional semakin tergerus oleh zaman. Seperti yang kita lihat sekarang bahwasanya, semula peralatan-peralatan tradisional yang sering digunakan, kini mulai beralih menggunakan alat-alat canggih yang mungkin lebih mempermudah pekerjaan mereka dibandingkan menggunakan alat-alat tradisional. Bahkan bukan hanya itu saja, permainan-permainan tradisional juga semakin ditinggalkan, berganti dengan permainan-permainan yang lebih canggih dan menarik. Dimana, ketika menghadapi situasi seperti ini, terkadang ketika seseorang tidak bisa mengikuti perkembangan yang ada, dalam hal ini memanfaatkan atau menggunakannya akan disebut “gaptek”. Yang akan ditekankan pada pembahasan ini adalah mengenai “Permainan Tradisional yang Semakin Ditinggalkan”, dimana ini berdasarkan dari realita yang ada di masyarakat, yang tentunya membawa dampak positif maupun negatif.
Setiap daerah mungkin mempunyai permainan khas tradisionalnya masing-masing, yang mungkin permainan-permainan seperti itu kini mulai ditinggalkan dan beralih pada permainan-permainan yang lebih canggih, misalnya yang marak sekarang adalah “game online” yang dirasa sangat diminati oleh banyak orang. Mungkin pada dasarnya, game merupakan suatu permainan yang dapat membuat si pemainnya merasa happy. Padahal, kalau kita telaah lebih jauh game semacam itu dapat menyebabkan “phobia”. Kemudian apabila kita lihat dari segi kebermanfaatannya, mungkin lebih banyak mengarah pada dampak negatif didalamnya, karena game yang sekarang menjadi “idola” banyak orang khususnya para pelajar, yang sering ditemui pada warnet-warnet ketika jam pelajaran.
Dalam hal ini, tidak cukup dengan mengandalkan peran orang tua sebagai agen kontrol sosial, tetapi juga harus melibatkan beberapa pihak yang terkait dalam masalah ini, misalnya bekerjasama dengan pihak sekolah, penjaga warnet dan penertib keamanan daerah setempat. Pihak sekolah juga harus lebih ketat dalam mengawasi para siswanya, kemudian untuk penjaga warnet harus memberikan peraturan untuk tidak menerima pelanggan saat jam pelajaran, kalau dari pihak warnet tidak mau bekerjasama maka penegakan sanksi harus dijalankan, dimana yang bertugas dalam menangani sanksi ini adalah polisi daerah setempat.
Sebenarnya situasi seperti ini merupakan dampak dari modernisasi, dimana nilai-nilai tradisional semakin ditinggalkan, yang akan digantikan dengan modernisasi. Memang tidak selamanya modernisasi membawa dampak negative, karena dampak-dampak tersebut timbul akibat pengelolaan manusia itu sendiri. Artinya bagaimana manusia menyikapi hal tersebut, apakah dapat mengelolanya dengan baik atau malah sebaliknya. Disini, perlu ditekankan, bahwa kerusakan yang merupakan dampak negative sebenarnya tidak akan muncul kalau sikap manusia itu sendiri dapat dikendalikan, maksudnya manusia dapat memilah-milah agar apa yang dilakukan seimbang dengan nilai-nilai yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar